Prof. Dr. Supartono, M.S.

Prof. Dr. Supartono M.S. lahir di Demak 28 Desember 1954. Ia menyelesiakan studi doktoral dan magister pada bidang Kimia Organik di Institut Teknologi Bandung (ITB). Adapun pendidikan kesarjanaannya ia tempuh di Universitas Negeri Semarang.

Guru besar yang dikukuhkan pada Juli 2011 ini memberi perhatian besar pada produksi antibiotika melalui serangkaian rsietnya. Menurutnya, ilmuwan mendapat tantangan untuk terus menciptakan antibiotik turunan seiring lahirnya bakteri patogen jenis baru. Para peneliti terus mengembangkan turunan-turunan penisilin tersebut misalnya, amoksilin, metisilin, oksasilin, dan ampisilin.

Dalam “Produksi Antibiotika oleh Bacillus Subtilis M10 dalam Media Urea-Sorbitol” (Reaktor, 2011) Prof. Dr. Supartono M.S. menemukan volume larutan akridin oranye 1 g.L-1 yang dapat digunakan untuk melakukan mutasi sel Bacillus subtilis BAC4 galur lokal baru, yaitu 10 μL. Bacillus subtilis M10 merupakan sel mutan dari sel Bacillus subtilis BAC4 galur lokal pada mutasi dengan larutan akridin 1 g.L-1 sebesar 10 μL.

Komposisi media produksi yang cocok bagi produksi antibiotika oleh sel mutan Bacillus subtilis M10 adalah media yang setiap liternya mengandung: sorbitol 10 g, bakto pepton 10 g, urea 1 g dan kalsium klorida dihidrat 5 g. Produksi antibiotika oleh sel mutan Bacillus subtilis M10 mencapai optimum setelah pertumbuhan selnya memasuki jam ke 14 setelah inokulasi.

Hasil riset Prof. Dr. Supartono M.S. telah dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah, antara lain “Characterization of Extracellular Penicilin G Acylase Produced by A New Local Strain of Bacillus subtilis BAC4” (Hayati Journal of Biosciences, 2008), Mutation On Bacillus Subtilis BAC4 Using Acridine Orange As An Effort For Increasing Antibiotic Production (Indonesian Journal of Chemistry, 2008).

Artikel ilmiah lainnya adalah “Kinetika dan Mekanisme Reaksi Biotransformasi Alfa-pinena Dari Minyak Terpentin Dengan Enzim Lipase Dari Pseudomonas Aeroginosa Menjadi Alfa-pinena Oksida” (Indonesia Science & Technologi, 2009) dan “Identifikasi Aktivitas Selulase dari Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus)” (2005).

Ia membangun pendekatan baru pembelajaran kimia dengan memperkenalnan Chemoentrepreneurship (CEP). Secara konseptual,  menekankan konteks dnegan mangaitkan konsep kimia dengan obyek nyata. Tujuannya adalah memotivasi siswa agar mempunyai semangat berwirausaha. Dengan pendekatan ini pengajaran kimia akan lebih menyenangkan dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengoptimalkan potensinya agar menghasilkan produk. Bila peserta didik sudah terbiasa dengan kondisi belajar yang demikian, tidak menutup kemungkinan akan memotivasi mereka untuk berwirausaha.

Pembelajaran dengan pendekatan CEP memerlukan guru yang dapat mendesain dan melaksanakannya dengan prinsip-prinsip pembelajaran kimia lainnya. Guru harus mengetahui secara pasti materi-materi kimia yang tepat dan sesuai dengan pendekatan pembelajaran CEP. Pembuatan desain pembelajaran harus sesuai antara obyek atau fenomena yang dipelajari dengan kegiatan siswa. Kegiatan siswa ini perlu dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh siswa.

Pembelajaran ini di desain dan dilaksanakan berangkat dari obyek atau fenomena yang ada disekitar  kehidupan peserta didik, kemudian dikembangkan ke konsep-konsep kimia yang berkaitan dengan proses kimia yang melandasi, termasuk factor-faktor yang mengendalikan  atau mempengaruhi proses tersebut hingga sampai ke kesimpulan yang bermakna. Kesimpulan yang bermakna ini dapat berupa penemuan suatu produk yang bermanfaat, terobosan teknologi yang berkaitan dengan konsep atau proses kimia yang dipelajari dan rekomendasi-rekomendasi dampaknya terhadap kemaslahatan umat manusia dan lingkungan.

Selain itu, hasil riset Prof. Supartono antara lain Peningkatan proses dan hasil belajar kimia dengan pendekatan Baca-Lihat-Kerjakan (BALIKAN) (2004), Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dan Peningkatan Profesionalisme Guru IPA SMP Melalui Lesson Study (2011), Pengembangan bio entrepreneusship (BEP) Pada Pembelajaran Bioteknologi di Sekolah Menengah (2011), dan model Pembelajaran IPA Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Berpikir Kritis Siswa SMP (2011).

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *