Asnawi Abdullah

Nama :
Asnawi Abdullah
 
Lahir :
Seunebok Idi Rayeuk,
Aceh Timur,
Nangroe Aceh Darussalam, tahun 1974
 
Pendidikan :
SMA Negeri Langsa,
Institut Kesenian Jakarta jurusan Tari
 
Karya :
Azan (1995),
Bara (1997),
Angin (1997),
Malem Diwa (1998),
H.A.K (1998),
Gigih (1999),
Kala (2000)
Didhor (2000),
Peulot Manok (2004),
Irrodat (2004),
She Lagee (2008)

Koreografer dan Penari
Asnawi Abdullah
 
 
 
oleh kalangan dunia tari ia dinilai sebagai seorang koreografer muda yang sangat berbakat. Pergaulannya dengan kesenian Aceh, khususnya Seudati, memungkinkannya untuk memahami secara sempurna seluk beluk Seudati dan kemudian mengolahnya menjadi sebuah karya baru.
 
Lahir di Desa Seunebok, Idi Rayeuk, Aceh Timur 1974. Keakrabannya dengan kesenian Seudati sudah dimulai sejak kanak-kanak. Ibarat buah jatuh yang tak jauh dari pohonnya. Ayahnya, Syeh Lah Geunta, merupakan salah seorang tokoh Seudati yang sangat kesohor di Aceh. Dari ayahnya itu pulalah bakat tarinya menitis deras. Ia memang tidak menampik, bahwa kemahirannya menari berkat pendidikan Syeh Lah Geunta. Ia pun pernah menari satu pentas dengan Syeh Lah Geunta dalam suatu pertunjukan di Yogyakarta.
 


Irrodat (2004)

Ketika masih menjalani pendidikan sekolah memengah di Aceh Timur, ia sudah kerap diminta menjadi pelatih tari pada sejumlah sanggar kesenian. Selepas menamatkan sekolah di SMANi Langsa, ia hijrah ke Jakarta tahun 1997 dan melanjutkan pendidikan pada jurusan tari IKJ dan lulus dengan predikat sangat memuaskan, hal ini semakin percaya diri untuk terus membuktikan eksistensinya sebagai koreografer.
 
Sebelumnya, ia telah melahirkan sejumlah karya seperti ‘Panggilan Azan’ (1995), ‘Bara’ (1997), ‘Angin’ (1997), ‘Malem Diwa’ (1998), ‘H.A.K’ (1998), ‘Gigih’ (1998), ‘Kala’ (2000), ‘Didhor’ (2000), ‘Pelot Manok’ (2004). Ia  juga mendukung sejumlah pertunjukan tari karya koreografer Sardono W Kusumo dan Elly Luthan.

 
Keikutsertaannya dalam Indonesian Dance Festival VII/2004 merupakan tonggak penting dari keberadaannya sebagai penata tari Ia berharap banyak hal yang akan ditemukan dalam pergaulan kebudayaan antarbangsa seperti ini. Namun ia  menyebut dirinya masih memiliki jalan yang sangat panjang. Pada awal Junli 2008, bersama para penari dari komunitas seni Damee Meulaboh menggelar pentas tari ‘She Lagee’ di Graha Bhakti Budaya TIM.
 
(Dari Berbagai Sumber)
 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *