Ayatrohaedi


Ayatrohaedi
 
lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 5 Desember 1939. menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra UI (1964), kemudian memperdalam pengetahuan linguistik dan filologi di Universitas Leiden, Belanda (1971-1973), memperdalam ilmu dialektologi di Universitas Grenoble III, Paris, Prancis. (1975-1976), terakhir meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia (1978) dengan disertasi berjudul Bahasa Sunda di Daerah Cirebon : Sebuah Kajian Lokabasa.
Mulai menulis puisi dan cerpen saat di SMA. Adik kandung sastrawan Ajip Rosidi ini dikenal sebagai penyair yang berdaya humor tinggi. Namun demikian, humor-humor yang dilontarkannya itu tidak tercermin dalam puisi-puisi yang ditulisnya, melainkan tercermin dalam obrolannya atau tulisan-tulisannya mengenai bahasa Indonesia.
Karya-karyanya antara lain, Yang Terpilih (cerpen, 1965), Warisan (cerpen, 1965), Panji Segala Raja (cerita anak, 1974), Pabila dan di Mana (kumpulan sajak, 1977), dan Bahasa Sunda di Daerah Cirebon: Sebuah Kajian Lokabasa (disertasi 1978, diterbitkan 1985). Ia juga menulis karyanya dalam bahasa Sunda antara lain, Hujan Manggaran (kumpulan cerpen, 1960), Kabogoh Tere (novel, 1967), Pamapag (kumpulan sajak, 1972).
Selain menulis puisi, cerita pendek, dan roman. Ia juga menterjemahkan karya penulis lain, diantaranya : Puisi Negro (bunga rampai, 1970), Senandung Ombak (novel, Yukio Mishima, 1976), Tata Bahasa dan Ungkapan Bahasa Sunda (karya J. Kats dan R. Soeriadiraja, 1980) dan Tata Bahasa Sunda (karya D. K. Ardiwinata, 1985). Selain itu ia juga menjadi editor buku Kepribadian Budaya Bangsa (kumpulan esai, 1986).
Dalam kumpulan puisi Pabila dan di Mana (1976), Ayatrohaedi menuangkan rasa kecintaannya yang dalam terhadap lingkungan hidup. Kumpulan puisi yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya ini memuat 59 puisi, yang dibagi ke dalam tiga sub judul. Dalam Waktu Terjadi Gerhana memuat 30 puisi, Tanah Sunda Senja Hari memuat 20 puisi, dan Surat Akhir Tahun memuat 9 puisi.
Pernah bekerja di Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional di Mojokerto (1965-1966), menjadi pengajar di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Bandung (1966-1967). Ditahun 1972, menjadi dosen Fakultas Sastra UI dan kemudian diangkat menjadi Ketua Jurusan Arkeologi (1983-1987). Menjadi Pembantu Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) selama lima tahun (1989-1994) serta menjadi Pembantu Dekan Bidang Akademik (1999-2000) di IKJ. Selain itu ia juga banyak terlibat dalam kegiatan di bidang kebahasaan, kesusastraan, kesejarahan, kebudayaan dan kepurbakalaan.
Budayawan, sastrawan, linguis, sekaligus arkeolog Indonesia, Ayatrohaedi, wafat  pada tanggal 18 Februari 2006, di Sukabumi, Jawa Barat karena sakit.
(Dari Berbagai Sumber)

Nama :
Ayatrohaedi
 
Lahir :
Jatiwangi, MajaLengka,
Jawa Barat,
5 Desember 1939
 
Wafat :
Sukabumi, Jawa Barat,
18 Februari 2006
 
Pendidikan :
Jurusan Arkeologi Fakultas Sastra UI (1964),
Pengetahuan linguistik dan filologi di Universitas Leiden, Belanda (1971-1973),
ilmu dialektologi, Universitas Grenoble III, Paris, Prancis, (1975-1976),
Doktor dari Universitas Indonesia (1978)
 
Karya :
Yang Terpilih
(cerpen, 1965),
 Warisan (cerpen, 1965),
Panji Segala Raja
(cerita anak, 1974),
Pabila dan Di Mana
(kumpulan sajak, 1977),
Desertasi Bahasa Sunda
di Daerah Cirebon: Sebuah Kajian Lokabasa
 (1978, diterbitkan 1985)
Hujan Manggaran
(kumpulan cerpen, 1960),
Kabogoh Tere (novel, 1967), Pamapag
 (kumpulan sajak, 1972),
Puisi Negro
 (bunga rampai, 1970)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *