Prof. Dr. Muhammad Jazuli, M.Hum

Prof. Dr. Muhammad Jazuli M.Hum. lahir di Surakarta 4 Juli 1961. Pendidikan S1 ia tempuh di ISI Surakarta pada bidang tari. Studi S2-nya dilakukan di UNiversitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta pada bidang Seni Pertunjukan. Adapaun pendidikan doktoralnya pada bidang Ilmi Sosial ditempuh di Universitas Airlangga Surabaya.

Meski menekuni karir akademik sebagai pengajar pada Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) FBS Unnes, karirnya sebagai penari dan praktisi seni pertunjukan terentang panjang. Mulai menari  sejak kelas IV SD, Prof. Jazuli pernah menggelar pentas di berbagai kota, antara lain Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Pada periode tersebut ia banyak memainkan karakter kera seperti Hanoman dan Cakil. Berkat penelitiannya saat menempuh studi di ISI Surakarta, ia juga mendalami Tari Klana Topeng yang diciptakan Raden Mas Tandakusuma.

Prof. Jazuli meyakini pemanfaatkan seni budaya sebagai materi pembelajaran untuk membangun pekerti bangsa menjadi relevan ketika kita mulai merasa kehilangan identitas dan nilai-nilai budaya bangsa sendiri. Pendidikan seni budaya pada hakekatnya adalah proses kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan nilai-nilai budaya yang bermakna di dalam diri manusia.

Nilai berkaitan dengan pengembangan imajinasi, intuisi, pikiran, kreativitas, dan kepekaan rasa. Kata ‘bermakna’ terkait dengan ‘kearifan’ dalam menyikapi hidup dan kehidupan agar lebih berarti dan bermanfaat bagi sesama dan lingkungan.
Untuk mencapai kearifan diperlukan persyaratan, di antaranya adalah pengetahuan yang luas (to be learned), kecerdikan (smartness), akal sehat (common sense), mengenali inti yang dipahami (insight), bersikap hati-hati (discreet), pemahaman norma dan kebenaran, dan kemampuan mencerna (to digest) pengalaman hidup.

Untuk memberdayakan seni budaya dalam membangun pekerti bangsa, menurut Prof Jazuli, bertolak dari dua asumsi. Pertama, hubungan manusia (guru/agen, seniman, pelaku budaya) dengan lingkungannya tidak pernah netral. Kedua, manusia bukanlah hamba struktur dan kultur yang pasif melainkan agen yang aktif karena setiap pilihan tindakannya melibatkan kesadaran dan makna subjektif tertentu.

Sejumlah buku tentang seni pertunjukan telah diterbitkan dosen Jurusan Sendratasik FBS Unnes ini, antara lain Dalang, Negara, Masyarakat (2003), Manajemen Seni Pertunjukan (1995), Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni (2008), Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni (2008), Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Seni  Tari (2008), Tari: Telaah Teoritis (1994), dan Teori Kebudayaan (2001). Buku terbarunya, Sosiologi Seni Pertunjukan juga direncakan terbit pada awal 2013.

Prof. Dr. Muhammad Jazuli juga telah melakukan rangakaian riset bidang seni, antara lain Kompetensi Seni Tari Guru SD/MI Kabupaten Semarang (2010), Pewarisan Kompetensi Dalang (2010), Model Pembelajaran Tari Pendidikan Pada siswa SD/MI Semarang (2010), dan Popularitas Sindhen (2008).

Penelitian lainya yang pernah dilakukan Prof Jazuli antara lain Minat Pemuda Jawa Tengah terhadap Kesenian Lokal (2006), Persepsi dan Motivasi Mahasiswa Jur Sendratasik FBS unnes terhadap Mata Kuliah Manajemen Produksi Seni (2005), dan Musik Rebana sebagai Mata Kuliah Alternatif pada Jurusan Sendratasik FBS Unnes (2002).

Selain itu, Ideologi Dalang Dalam Perspektif Hubungan Negara Dengan Masyarakat (1998), Tari semarangan: Kajian Pembinaan An Pengembangannya (1994), dan Manajemen Seni Pertunjukan Wisata Budaya di Istana Mangkunagaran Surakarta (1993).

 

 

 

 

 

 

 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *