Yayat Hendayana
Nama :
Yayat Hendayana
Lahir :
Bandung, Jawa Barat,
7 Juni 1943
Pendidikan :
SMA baggian B
Akademi Teater & Film, Bandung (1965),
Jurusan Bahasa dan Satra Sunda Fakultas Sastra Universitas Padjajaran
(tidak selesai)
International Institue for Journalism, Berlin, Jerman
Aktifitas Teater :
Pendiri Teater Perintis, Anggota dan sekretaris Studiklub Teater Bandung
Aktifitas Lain :
Redaktur majalah Mangle (1968-1972),
Redaktur Gondéwa
(1972-1975),
Anggota PWI,
ketua PWI Cabang Jawa Barat (1984-1989),
Pengurus Badan Pertimbangan Kebudayaan Jawa Barat,
Kepala Urusan Seni
Kanwil Departemen Pendidikan Nasional,
Manajer Gedung
Kesenian Rumentang Siang, Sekretaris Kalang Budaya Jawa Barat (BKKNI),
Anggota DPRD Kota Bandung, (1982-1987)
Penghargaan :
Mendapat beasiswa dari UNESCOuntuk bersekolah di International Institue for Journalism, Berlin, Jerman,
Salah satu puisi sundanya mendapatkan Hadiah Sastra Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (1998)
Karya Tulis :
Katiga (Kemarau, 1979),
Doa Angkatan Kami (himpunan puisi 1973-2004),
Sasambat (2005)
Yayat Hendayana
Dalam dunia teater, ia dikenal sebagai aktor dan sutradara teater yang handal. Lahir di Bandung, Jawa Barat, 7 Juni 1943. Berlatar belakang pendidikan SMA bagian B, lalu ke Akademi Teater dan Film, di Bandung (1965). Pindah ke jurusan Bahasa dan Satra Sunda Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, namun tidak ia rampungkan. Atas beasiswa dari UNESCO, ia melanjutkan pendidikannya di International Institue for Journalism (JIJ) Berlin, Jerman.
Setamat SMA, ia bekerja di bagian administrasi Akademi Teater dan Film di Bandung. Karena tertarik dengan teater, ia kemudian berkuliah disana. Sejak itu hidupnya terlibat dalam kegiatan teater. Ikut mendirikan Teater Perintis bersama Jim Lim. Aktif dalam setiap kegiatan Studiklub Teater Bandung (STB) dan pernah menjabat sebagai sekretaris.
Selain aktif di teater Yayat juga di kenal sebagai seorang penyair, penulis cerita pendek terutama dalam bahasa sunda dan wartawan. Sajak-sajaknya di muat dalam harian Pikiran Rakat, Budaya Jaya, Horison, Majalah Sunda, Mangle, Gondéwa dll. Salah satu puisi sundanya mendapatkan Hadiah Sastra Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS) pada tahun 1998. Puisi Sunda hasil gubahannya dikumpulkan dalam ‘Katiga’ (Kemarau, 1979) dan ‘Sasambat’ (2005). Kemudian ‘Doa Angkatan Kami’ menghimpun puisi-puisi yang pernah dituliskannya dari tahun 1973 hingga 2004.
Menjadi redaktur majalah Mangle (1968-1972), redaktur Gondéwa (1972-1975) dan redaktur surat kabar Pikiran Rakyat, sebelum akhirnya dipindahkan kebagian manajemen perusahaan. Aktif dalam Persatuan Wartawan Indonesia, pernah menjadi ketua PWI Cabang Jawa Barat (1984-1989), pengurus Badan Pertimbangan Kebudayaan Jawa Barat, Kepala Urusan Seni Kanwil Departemen Pendidikan Nasional, manajer Gedung Kesenian Rumentang Siang, sekretaris Kalang Budaya Jawa Barat (BKKNI). Sempat menjadi Anggota DPRD Kota Bandung, (1982-1987). Karena dituduh ‘tidak bersih lingkungan’, ia pernah dinon-aktifkan sebagai wartawan
(Dari Berbagai Sumber)